Batik Cirebon
- Berbahayanya bahan kimia yang digunakan dalam proses pembatikan
membuat pewarna alam makin dilirik. "Kami memilih pewarna alam karena
lebih mudah didapat dan tidak membuat limbah," ujar Peneliti Balai Besar
Kerajinan dan Batik Yogyakarta Dwi Suheryanto.
Meskipun
berbahan alam, Dwi menuturkan, warna batik tidak mudah pudar. Menurut
Dwi, bertahannya warna batik bergantung pada cara pengikatan dan
pencelupan saat pembuatannya. "Saya punya kain batik yang sudah berumur
100 tahun dan warnanya masih bagus," katanya saat ditemui di workshop
batik alam, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Proses pembuatan pewarna alami batik ini ternyata cukup mudah. Hampir semua bahan dasar batik alami
diambil dari bagian tumbuhan, seperti daun, kulit, batang, biji, buah
dan bunga. Khusus untuk buah, pengrajin hanya perlu menumbuk dan
mengambil sari-sari buah sebagai pewarna.
Sedangkan
untuk bagian tumbuhan lainnya harus direbus terlebih dahulu dengan
perbandingan 1 kilogram bahan dicampur 10 liter air. Bahan tersebut
direbus selama satu setengah jam hingga menghasilkan 5 liter ekstrak
pewarna.
Batik Cirebon
- Warna yang dihasilkan pun beragam, tergatung dari proses fiksasi atau
pengikatan warna. Untuk warna pekat, dianjurkan menggunakan tanjung
atau tenosulfat. Adapun kapur menghasilkan warna lebih muda, sedangkan
tawas mebuat warna lebih terang. Semakin sering batik dicelup maka akan
semakin awet warnanya.
"Kalau
pakai bahan kimia biasanya tiga kali celup sudah bagus warnanya, tapi
kalau pakai bahan alam perlu dicelup sampai lima belas kali atau lebih,"
ujar dosen seni rupa UPI Badi Sobandi. Banyaknya pencelupan pun
tergantung dari warna yang diinginkan, kata Badi, apakah ingin lebih
muda atau pekat.
Dwi
menyarankan menggunakan kain berbahan selulosa dan protein, seperti
sutra, wool, rayon, dan katun, dalam pembuatan batik alam. "Kain itu
bisa membuat warna batik awet," tuturnya.
Ia
pun berharap batik alam ini dapat membuka peluang usaha industri
kreatif di Indonesia, sebab selain ramah lingkungan, batik alam memiliki
nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan batik dengan pewarna
kimia. Harga batik alam bisa mencapai 3 kali lipat dari batik biasa.( Batik Cirebon )
0 komentar:
Posting Komentar