Batik Cirebon
- Tren mengenakan busana batik tak hanya berlaku untuk orang dewasa.
Anak-anak muda pun mulai menggandrungi fesyen itu. Bagi sebagian orang,
kan lebih menyenangkan kalau tak sekadar mengenakannya, melainkan turut
membuatnya.
Dulu,
busana batik masih mendominasi kalangan tua. Pembatiknya pun rata-rata
berusia dewasa. Jadi, ilmu membatiknya hanya menular di
kalangan-kalangan tua.
Lantaran
itu, sebuah sekolah swasta di Surabaya, Jawa Timur, membawa anak-anak
didiknya untuk membatik di Bangkalan. Pihak SMPK Dharma Mulya Surabaya
mewajibkan siswa-siswa yang ikut dalam kegiatan itu untuk membatik.
Pada
Selasa (17/2/2015) pagi, puluhan siswa Kelas VII SMPK Dharma Mulya
berkumpul di Desa Tonjung, Burneh, Bangkalan. Mereka berbondong-bondong
mendatangi sanggar membatik 'Peri Kecil' di desa tersebut.
Batik Cirebon
- Mereka tampak bersemangat. Kegiatan itu dimulai dengan mengenal
alat-alat membatik, seperti canting. Lalu, mereka membubuhkan pewarna di
selembar kain dan membentuknya seperti gambar.
"Seru
juga sih, walaupun masih sering belepotan mencantingnya, tapi puas
lihat hasil karya sendiri," terang Hana, siswa kelas 7 SMPK Dharma Mulya
Surabaya.
Hana
mengaku sering belajar menggambar di sekolah. Tapi, membatik dengan
canting di selembar kain merupakan hal yang sulit, tapi menantang.
Yang
lebih menyenangkan adalah pemilik butik 'Peri Kecil', Puji Sri Rahayu,
menggratiskan kursus kilat itu. Jadi, para siswa tak harus membayar ilmu
membatik itu. Sebab, Puji ingin menularkan ilmu membatik sehingga kaum
muda dapat mempertahankan budaya lokal di tengah gempuran modernisasi.
"Kami
menggratiskan ini mas, pelajar hanya disuruh membeli bahan yang mereka
gunakan saja. Hal ini kami lakukan agar anak-anak juga suka dan memahami
cara membatik, bukan hanya suka menggunakan," ujar Sri Puji Rahayu.( Batik Cirebon )
Sumber : Metro news
0 komentar:
Posting Komentar