Batik Cirebon
- Sunoto (40) Kepala Desa di Desa Semut, Kecamatan Wonokerto terus
menggeluti hobinya meski ia berstatus sebagai Kepala Desa. Hobi ia
adalah membatik. Tak tanggung-tanggung, untuk menjalankan hobinya ia
seringkali mengikuti beberapa ajang bergengsi hingga membuahkan hasil
berupa prestasi dalam menciptakan karya desain batik.
Sunoto
sudah mulai melakoni usaha batik semenjak remaja ini mengaku, dengan
membatik inspirasi yang di tuliskan di atas kain batik dengan guratan
gambar maupun motif menggunakan cairan malam memunculkan kebanggan
tersendiri, sehingga kreatifitas wajib untuk terus di gali dan selalu di
tuangkan dalam karyanya untuk terus menemukan motif batik terbaru.
“Saya
sering mengikuti lomba desain batik di Jogjakarta, Solo. Dan
Alhamdulillah dalam ajang loba desain batik Kabupaten Pekalongan saya
meraih juara tiga,” ungkapnya.
Batik Cirebon
- Pria berambut cepak ini mengatakan, menciptakan karya dalam ajang
lomba yang di ikuti oleh puluhan desainer batik di nusantara dengan
karyanya “Batik Piring Pekalongan”, batik tersebut menggambarkan kisah
sejarah kabupaten Pekalongan yang memiliki banyak unsur batik yang
tertuang dalam karyanya. Hasilnya, “Batik Piring Pekalongan” mampu
merebut hati dewan juri.
“Batik
Piring Pekalongan banyak tercover unsur sejarah, seperti perjalanan
Belanda, Portugis, Jepang yang tercakup dalam batik itu menjadi ide
saya. Harapannya Pekalongan akan mempunyai motif batik sendiri, yang
dapat dipatenkan menjadikan ciri khas batik milik Pekalongan,” tegasnya.
Batik Cirebon
- Di tengah dominasi batik printing, upaya untuk tetap melestarikan
batik tulis memiliki kekuatan tersendiri. Batik tulis mempunyai kekuatan
tidak akan mudah di tiru, tentu saja akan berdampak pada kelangsungan
perusahaan yang akan tetap mampu bertahan pada kondisi tersebut, yakni
dengan terus berinovasi menciptakan desain batik terbaru yang mempunyai
nilai seni tinggi.
“Ibarat
sniper atau penembak jitu kita harus tahu sasaran bidik yang dilakukan
pasaran batik printing yang mudah ditiru, ketika motif tertentu tengah
laris di pasaran. Sehingga ciri khas batik perlu terus digali dan
dikembangkan di Pekalongan,” ungkap pria yang mengeluti bisnis batik
sutra dari tahun 1992 ini yang pernah menjuarai beberapa lomba desain
batik di beberapa kota. ( Batik Cirebon )
0 komentar:
Posting Komentar