Batik Cirebon
- Pakar batik Universitas Sebelas Maret (UNS), Sariyatun mengusulkan
agar batik bisa dimasukkan ke dalam pembelajaran IPS. Mengingat banyak
masyarakat, terutama generasi muda tak lagi mengenal batik sebab motif
nya yang kuno dan tidak modis menurut para remaja masa kini sehingga
mereka minder dengan batik.
“Padahal
batik menjadi salah satu simbol Indonesia dan Kota Solo , kita harus
lestarikan dengan menggunakannya sehingga masyarakat mengerti bahwa
batik sangat modis dipakai kapanpun,” ucap Sariyatun kepada wartawan,
Senin (1/12).
Batik Cirebon
- Pihaknya mengakui sekarang ini masyarakat tak lagi mengenal budaya
sendiri. Ditambah lagi masyarakat kurang memberikan apresiasi terhadap
batik. Hal ini bisa jadi sebagai akibat dampak globalisasi homogenitas
budaya bisa-bisa batik di klaim oleh negara lain seperti budaya kita
yang lain yang sudah di klaim oleh negara lain.
Oleh karena itu, menurut Sariyatun sudah saatnya pemerintah daerah memasukkan pembelajaran batik, termasuk nilai filosofinya ke dalam mata pelajaran IPS. Salah satunya karena batik mengandung nilai kearifan lokal.
Sariyatun
notabene merupakan guru besar Pendidikan IPS FKIP UNS ini mengatakan
sudah waktunya mata pelajaran IPS tidak musti banyak bermaterikan
sejarah, namun seyogyanya menjadi pembelajaran peserta didik untuk
mempelajari nilai-nilai budaya indonesia termasuk Batik.
“Melalui
pembelajaran batik dapat menanamkan nilai karakter dan nilai filosofis
batik, juga menanamkan jiwa kewirausahaan,” jelasnya.
Jangan
pernah menyia-nyiakan budaya yang telah kita perjuangkan selama ini
demi persatuan bangsa dan Tanah air kita yaitu Indonesia, Wujudkan cinta
kita terhadap Indonesia dengan mengakui budaya kita sendiri dengan cara
melestarikannya seperti mengenal Batik dan menggunakan nya. ( Batik Cirebon )
0 komentar:
Posting Komentar