Batik Cirebon
- Banyaknya generasi muda yang tidak lagi mengenal motif batik membuat
sejumlah kalangan merasa prihatin. Mata pelajaran (mapel) IPS pun
diusulkan untuk memuat nilai-nilai filosofis batik agar penanaman budaya
lokal bisa kembali menguat.
Pakar
Batik asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sariyatun,
mengatakan masyarakat tidak lagi mengenal budaya mereka sendiri. Bahkan,
batik yang menjadi salah satu simbol Kota Solo pun sudah tidak lagi
menjadi magnet bagi masyarakat. “Kalau kondisi seperti ini terus
dibiarkan, generasi muda kita ke depan tak akan mengenal dengan akar
budaya,” katanya, baru-baru ini.
Dikatakan,
generasi muda mayoritas sudah tak lagi mengenali motif batik. Apalagi
menyangkut makna filosofis. Padahal menurut staf pengajar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini, di dalam batik klasik
mengandung nilai-nilai kearifan yang bisa menjadi penguat ketahanan
budaya.
Dari
hasil penelitian yang dilakukan, ia menyatakan dengan mempelajari motif
batik klasik beserta nilai filosofinya akan meningkatkan karakter
siswa. Karena itu perlu diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran IPS.
Dengan memasukkan materi itu proses pembelajaran menjadi menyenangkan.
Batik Cirebon
- Di Solo ia telah merintis di sejumlah sekolah di antaranya SMP Negeri
10, SMP Negeri 19 dan SMP Kristen 1. Sementara di SMA Negeri 5 juga
telah memasukkan batik sebagai muatan lokal. Untuk lebih menguatkan
diperlukan upaya pendalaman terhadap nilai filosofis batik. “Jadi tidak
hanya mengajak siswa untuk belajar ketrampilan membatik.”
Sekarang
perlu dilakukan redifinasi atau dekonstruksi nilai filosofis dari nilai
batik klasik bukan sebagai kebudayaan generik, tetapi sebagai
kebudayaan deferensial yang dinegosiasikan menjadi salah satu penanda
identitas keIndonesiaan. Ini sekaligus sebagai strategi revitalisasi
terhadap eksistensi batik klasik.
Menurutnya,
mereka yang tidak mengenali motif batik termasuk di antaranya pemaes
temanten. Ini tentu sesuatu yang sangat memprehatinkan karena batik
klasik kurang diapresiasi. Ini dampak dari globalisasi yang
mengedepankan budaya homogen. ( batik Cirebon )
0 komentar:
Posting Komentar