Desain batik buatannya yang memadukan motif batik kawung dari Jawa, dengan motif batik Madura dan sentuhan batik Kalimantan berhasil memikat para dewan juri ajang kompetisi yang digelar Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) yang merupakan lembaga di bawah Biro Perdagangan Luar Negeri (BOFT) Kementerian Ekonomi (MOEA) Taiwan.
Dalam kompetisi ini, peserta dituntut untuk mendesain motif batik dengan campuran nilai-nilai Taiwan tanpa meninggalkan identitas batik sebagai budaya asli Indonesia. Karya peserta juga harus original dan mengedepankan kreativitas.
Batik Cirebon - Inovasi Sugeng itu berhasil mengalahkan sekitar 100 orang peserta kompetisi yang digelar pada 27 Agustus—29 September ini. “Saya terinspirasi dari batik kawung. Orang yang memakai motif ini bisa menjadi manusia yang andal dan bernilai. Dulu, motif ini dipakai di kerajaan dan merupakan cerminan pemimpin yang andal,” papar Sugeng, Kamis (13/11/2014).
Sebagai pemenang, Sugeng berhak mendapatkan uang tunai sebesar Rp5 juta dan gadget dari HTC.
Batik menjadi tema pilihan kontes TAITRA tahun ini karena dianggap merupakan karya seni asli Indonesia. “Inilah kreativitas dan lihat apa yang kita dapatkan,” ujar Wayne Lee, manajer TAITRA di Jakarta.
Salah satu juri ajang tersebut, Nonita Respati, perancang busana dan pemilik Purana Batik, mengaku kaget dengan antusiasme peserta kompetisi ini. “Kami tidak menyangka pesertanya bisa banyak. Padahal, mereka harus menciptakan motif batik yang dikombinasikan dengan nilai-nilai TAITRA,” ujar dia.
Menurut Wayne, ajang kompetisi akan kembali digelar tahun depan, namun belum pasti apakah akan mengangkat batik lagi karena Indonesia kaya budaya dan seni yang harus dieksplorasi. Rencananya, batik karya Sugeng ini akan menjadi seragam pegawai TAITRA Jakarta.(batik cirebon)
0 komentar:
Posting Komentar