Batik Cirebon
- Dua mahasiswa Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta berhasil menjuarai kompetisi desain batik bertajuk Taiwan
Excellence Batik Competition di Taiwan. Juara pertama diraih Sugeng
Wijayanto, 22 tahun, mahasiswa Jurusan Seni Rupa Murni angkatan 2010,
sedangkan juara kedua diraih Utsman Aminuddin Sulaiman, 22 tahun,
mahasiswa Jurusan Kriya Tekstil angkatan 2009. Kompetisi tersebut
dilakukan dengan mengirimkan karya desain sejak 28 Agustus hingga 29
September 2014.
Sugeng
mengatakan, desain batik yang dia buat menggabungkan motif dan ornamen
batik dari berbagai daerah di Indonesia. Dia menilai, desain batik
tersebut menggambarkan kekayaan budaya Indonesia. Berbagai kreativitas
yang ada dijadikan satu hingga menjadi motif batik yang baru. "Saya
gabung dan kreasikan motif batik kawung, ornamen Madura, ornamen
Kalimantan, dan motif geometris," katanya di kampus UNS Surakarta,
Senin, 17 November 2014. "Selain dicetak di kertas, saya juga
mencetaknya di kain mori dengan teknik sablon,"ucapnya. Sebagai pemenang
pertama, dirinya mendapat uang tunai Rp5 juta dan sebuah ponsel pintar.
(Baca : Buku-buku Penguat Sejarah Batik)
Batik Cirebon
- Sedangkan Utsman mengusung batik motif naga dan kinnari, yaitu
makhluk surgawi berwujud manusia setengah burung dalam mitologi Hindu
dan Buddha. "Kedua makhluk tersebut saya padankan dengan motif batik
mega mendung,"katanya. Motif mega mendung adalah hasil akulturasi antara
budaya Cina, Islam, dan budaya asli Indonesia. Motif batik yang dia
buat menceritakan hubungan antarbudaya yang saling berdampingan, saling
menguatkan yang dilambangkan dengan naga, dan bernilai luhur seperti
sosok kinnari.
Ustman
mengaku, hanya butuh waktu satu hari satu malam untuk membuat desain
batik Naga Kinnari. Desainnya dominan warna oranye, yang menunjukkan
kesenangan, keberanian, antusiasme, dan rasa percaya. Kemudian
dikombinasikan dengan warna merah yang berani dan warna biru yang
melambangkan ketenangan. Menurutnya, desainnya cukup sulit diwujudkan
untuk motif batik tulis karena kerumitannya. "Lebih cocok untuk batik
cap dan printing," ujarnya.
Menyadari
karyanya diminati, keduanya berencana mengembangkan desain batik untuk
pasar Indonesia. "Saya ingin menjadi desainer motif batik," kata Utsman
yang mendapat hadiah uang tunai Rp2 juta dan sebuah tablet.(batik cirebon)
0 komentar:
Posting Komentar