Batik Cirebon
- Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau narapidana (napi) Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekalongan, mulai Sabtu (28/2) punya
kegiatan baru. Mereka dilatih membuat tong sampah batik, sebagai bagian
dari program ‘Kelas Inspirasi’ untuk warga binaan Lapas Kelas IIA
Pekalongan.
Tong
sampah yang terbuat dari plastik yang semula masih polos, selanjutnya
dicat dan dilukis motif batik oleh para warga binaan. Selanjutnya, tong
sampah batik kreasi para napi itu akan dijual kepada petugas Lapas
setempat maupun masyarakat. Hingga Senin (2/3) siang, sedikitnya sudah
ada delapan tong sampah batik yang dihasilkan, dan siap dijual kepada
masyarakat.
Kalapas
Pekalongan, Suprapto, melalui stafnya yang juga menjadi Ketua Kelas
Inspirasi, Anang Saifulloh, menjelaskan, produksi tong sampah batik oleh
warga binaan itu merupakan salah satu program unggulan tahun ini.
Kegiatan produksi tong sampah batik itu, kata dia, diikuti oleh 24 orang
warga binaan yang telah menjadi anggota Kelas Inspirasi.
“Kelas
Inspirasi tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak Mei 2014. Sasarannya
adalah untuk mengembangkan kreatifitas warga binaan pemasyarakatan dalam
beberapa bidang, seperti bidang penulisan, desain grafis, dan
membatik,” ujarnya.
Batik Cirebon
- Hingga kemudian, berdasar diskusi antara petugas Lapas Pekalongan
bersama warga binaannya, muncul keinginan untuk mengembangkan
kreatifitas, yakni membuat tong sampah batik.
“Rencana
tersebut sudah lama. Lalu pada Oktober tahun lalu ada pelatihan.
Kemudian mulai Sabtu kemarin kita mulai produksi tong sampah batik.
Alhamdulillah, sekarang sudah ada delapan tong sampah batik yang sudah
jadi,” katanya.
Dari
produksi pertama itu, nantinya akan dilihat apakah animo masyarakat
cukup besar terhadap kreasi para napi itu. Jika animonya besar, maka
akan terus dikembangkan, dengan jumlah produksi yang akan terus
bertambah.
Batik Cirebon
- Anang menuturkan, para warga binaan yang terlibat pembuatan tong
sampah batik itu, mendapat pelatihan dari petugas Lapas maupun rekan
sesama warga binaan. “Kebetulan ada warga binaan kita yang sudah mahir
membatik. Mereka akhirnya menjadi tutor sebaya bagi teman-temannya,”
ujarnya.
Dia
menjelaskan, dana untuk membeli bahan dasar berupa tong sampah, cat,
kuas, dan sebagainya, bersumber dari pemerintah melalui Dirjen
Pemasyarakatan. “Kegiatan seperti ini dibiayai negara,” ujarnya.
Sebelumnya,
imbuh dia, pihak Lapas Kelas IIA Pekalongan mengajukan proposal
kegiatan kepada pemerintah, dan mendapat respon baik. Respon positif
dari pemerintah itu muncul lantaran pada tahun lalu, kegiatan Kelas
Inspirasi di Lapas Kelas IIA Pekalongan dinilai cukup efektif untuk
memunculkan kreatifitas para warga binaan dalam bidang penulisan, desain
grafis, maupun membatik.
Lebih
lanjut, Anang menambahkan, warga binaan yang ikut Kelas Inspirasi
pembuatan tong sampah batik itu tak hanya dilatih produksi saja. Tetapi
juga dilatih entrepeneur supaya memiliki kemampuan manajemen yang baik.
“Hasil penjualan dari tong sampah batik ini nantinya akan dikelola lagi
secara bersama-sama. Jadi di sini ada semacam pelatihan entrepeneur dan
manajemen. Kita juga sudah membuat tim kecil dengan tugas masing-masing.
Ada tim marketing, desain, pengecatan, dan lainnya,” imbuh dia.( Batik Cirebon )
0 komentar:
Posting Komentar