Banner

Rabu, 18 Februari 2015

Batik Cirebon - Inilah Hasil Perpaduan Budaya Tiongkok dan Jawa

batik cirebon
Lady In Red
Batik Cirebon - Membuat satu karya indah tidak harus terpagar satu budaya yang sama. Lihat saja dua busana rancangan Djoko Sasongko yang diberi judul Lady in Red. Corak khas budaya Tiongkok dan Jawa bisa menjadi satu dalam sebuah rancangan yang simpel dan elegan. Gaun-gaun yang sejatinya terinspirasi dari kemeriahan Imlek itu mampu dipadukan dengan batik yang indah.

Christine Bayu Saputra dan Indies Noe terlihat cantik saat mengenakan busana hasil gabungan antara cheongsam dan batik tersebut. Ditambah dengan tata rias yang artistik, tampilan etnik dalam busana itu diperagakan dua model cantik tersebut. ’’Aku kagum dengan gaun yang aku pakai, serasa merayakan Imlek dengan rasa Indonesia,’’ kata Bobo, sapaan akrab Indies Noe.

Batik Cirebon - Djoko Sasongko selalu mencoba memadukan batik ke dalam semua karyanya. Menurut dia, batik merupakan warisan leluhur yang sangat bernilai dan harus dijaga masyarakat Indonesia. ’’Kalau bukan kita yang melestarikannya, lalu siapa lagi?’’ ujarnya saat ditemui Jawa Pos, Jumat (13/2).

Batik Cirebon - Dia menggunakan bahan-bahan taffeta, beludru, tile Jepang, dan kain-kain tradisional seperti batik, tenun, lurik, dan songket yang dominan merah. Tambahan bordir dengan motif flora emas semakin menguatkan kesan Imlek yang sangat oriental. ’’Kerah cheongsam sebagai wakil budaya Tionghoa, batik sebagai wakil budaya Indonesia,’’ ungkap lulusan Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo pada 2001 tersebut.

Nama Lady in Red adalah penggambaran seorang gadis yang cantik, berani, dan dinamis. Karena itu, Djoko menawarkan dua busana yang sedikit berbeda, namun tetap dalam benang merah yang sama. Untuk gaun yang dikenakan Christine, dia mengedepankan kesan seksi dengan bagian dada yang sedikit terbuka. Sementara itu, busana yang dikenakan Bobo lebih menonjolkan kesan manja, namun tetap elegan. ’’Dua gaun ini untuk gadis lajang, melambangkan kebahagiaan dan semangat hidup yang tinggi,’’ paparnya.(Batik Cirebon)
Sumber : Jawa Pos

0 komentar:

Posting Komentar