Banner

Kamis, 23 Oktober 2014

Pesan Untuk Sang Presiden Baru Karya Seniman Batik Cirebon

batik cirebon
Batik Cirebon

Batik Cirebon – Katura, seorang seniman batik asal Cirebon, Jawa Barat, menyampaikan pesan bagi pasangan presiden dan wakil presiden Jokowi-JK melalui guratan batik. Di atas selembar kain, Katura mengingatkan Jokowi-JK untuk memenuhi janji-janji mereka.
Dia membutuhkan waktu tiga hari untuk mendesain batik gunungan yang mengandung gambaran utuh tentang Jokowi-JK.
“Dalam pewayangan, gunungan merupakan pertanda dimulainya pentas,” ungkap Katura di galerinya, Jalan Buyut Trusmi, Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Senin (20/10/2014).
Batik Cirebon - Batik seluas 2,1×1,1 meter persegi buatannya itu merepresentasikan awal pentas Jokowi-JK di kancah politik Indonesia.
Gunungan juga melukiskan alam semesta Indonesia dengan kekayaan flora dan faunanya. Sosok Ganesha yang sakral dalam pewayangan juga dilukiskan di bagian tengah gunungan.
Dari empat gambar tangan, dua di antaranya tampak tengah memikul. Gambar itu menunjukkan Ganesha tengah menyangga bumi. Menurut Katura, gambaran itu merepresentasikan bagaimana pemimpin sebagai penyangga negara harus kuat sehingga tak goyah saat diterpa gempa atau guncangan.
Di atas sekitar gunungan, Katura menambahkan motif dahan dengan dedaunan. Hal yang unik, pada dahan tersebut terdapat tikus-tikus dengan lembaran uang pada moncongnya. Bagian itu menyiratkan gambaran problematika bangsa berupa korupsi.
Di bagian bawah kain, tepat di bawah tulisan Jokowi-JK, tergurat tulisan lain yang diartikan Katura secara khusus. Dari filosofi Jawa, dia memecah setiap kata Jokowi-JK menjadi pesan singkat sarat makna, yakni ojo koyo wingi-wingi (jangan seperti sebelumnya) sebagai kepanjangan Jokowi, serta “Jujur Kerja” keras sebagai kepanjangan JK.
Pria yang juga pernah membuat batik bermakna saat pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono lima tahun lalu itu berpesan agar Jokowi-JK tak melupakan janji. Apalagi, selama ini ekspektasi rakyat atas kinerja mereka terbilang tinggi. Terkadang, lanjut dia, realisasi tak sesuai ekspektasi. Karena itu, Jokowi diharapkan belajar dari kekurangan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.
Secara keseluruhan, batik gunungan penuh makna itu berlatar warna abu-abu. Latar warna ini pun tak lepas dari makna.
“Indonesia hingga kini masih samar-samar. Pemimpin baru ini mau membawa ke mana, itu masih ditunggu,” cetusnya.
Katura menegaskan, batik tersebut dibuat tidak bermuatan tendensi apa pun. Dia juga meyakinkan belum pernah bertemu langsung dengan Jokowi.
“Kalau ada yang mau beli dengan harga berapa pun saya kasih,” tandas pebatik yang hasil karyanya sudah diekspor ke Jepang itu. (batik cirebon)

0 komentar:

Posting Komentar