Banner

Senin, 13 Oktober 2014

Batik Cirebon - Ratusan Pengrajin Batik Tulis Siap Hadapi MEA

Batik Cirebon
Batik Cirebon
Batik Cirebon - Sebanyak 600 perajin batik tulis di Wukirsari Imogiri, Bantul, Yogyakarta menyatakan siap menghadapi persaingan pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, karena produk tradisional ini memiliki ciri khas tersendiri.
"Kami tidak khawatir akan persaingan pasar bebas nanti, karena kualitas dan batik tulis tradisional yang sulit ditiru produk lainnya," kata perajin Batik Suka Maju Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta, Agus Basuki, di Pameran Trade Expo Indonesia 2014, di Jakarta, Sabtu (11/10/2014).
Ia mengatakan, daerah Wukirsari Imogiri Bantul merupakan daerah sentra batik tulis di Yogyakarta, dan pengerjaan batik tersebut telah dilakukan dari dahulu hingga sekarang. Serta diwariskan secara turun-temurun, sehingga kelestarian membatik tetap lestari.
"Selama ini, pembeli dari luar negeri seperti Jepang, Amerika Serikat, Afrika dan negara lainnya yang datang membeli langsung hasil batik perajin, sehingga pengrajin tidak perlu khawatir pada pasar bebas nanti," ujarnya.
Saat ini, kata dia, permintaan batik tulis pasar internasional didominasi dari pasar Jepang yang mencapai 100 lembar per bulan, Amerika Serikat 50 lembar per bulan, Afrika sebanyak 50 lembar per bulan, dan Belanda sebanyak 50 lembar per bulan, serta pasar negara lainnya.
"Selama ini, pangsa pasar batik tulis ini dari kalangan ekonomi menengah ke atas, karena harga batik ini cukup tinggi dari Rp300 ribu per lembar hingga Rp10 juta per lembar tergantung jenis motif batik yang diminati konsumen," ujarnya.
Demikian juga, perajin batik tulis Kota Mojokerto, Bu Dar, menyatakan MEA tidak mempengaruhi usahanya yang telah ditekuni secara turun temurun tersebut. "MEA tidak masalah, karena sejak 2000 hingga saat ini pemasaran batik tulis lebih banyak dipasarkan di pasar luar negeri," tambahnya (Bu Dar).
Bahkan sebaliknya, kata dia, diberlakukannya MEA ini malah akan menguntungkan para pengrajin batik tulis, karena pengusaha akan lebih bebas membeli berbagai produk batik tulis yang bermotif unik. Misalnya wayang, sekar jagad, sido asih, wahyu temurun, teripang, Megamendung Batik Cirebon. dan yang lainya .
"Pengerjaan satu helai kain batik tulis bisa mencapai satu hingga dua bulan tergantung motif dan tingkat kesulitan motif tersebut," lanjut dia.
Sementara itu, kata dia, permodalan usaha batik tulis cukup karena bahan baku masih berlimpah dengan harga yang cukup terjangkau.
"Untuk memperoleh modal di perbankan cukup mudah, pihak bank siap memberikan berapapun pinjaman yang dibutuhkan perajin, namun demikian, perajin enggan untuk memanfaatkan akses permodalan dari perbankan tersebut," katanya.
Menurut dia, perajin kurang berminat memanfaatkan akses permodalan di perbankan tersebut karena tidak mau terbebani membayar cicilan pinjaman di bank tersebut.
"Untuk menghasilkan batik tulis yang berkualitas, perajin perlu suasana hati, pikiran yang tenang, jika perajin diburu utang tentu hasil batik kurang baik," pungkasnya. (batik cirebon)

0 komentar:

Posting Komentar