Salah satunya adalah Suyono Sugondo, 50, warga Bleberan RT 45 RW 22, Desa Ba-laran, Kecamatan Galur, Kulonprogo. Ia telah menciptakan motif batik yang ber-tema NKRI, yang di antaranya dibuat khusus untuk kado Jokowi yang baru dilantik sebagai Presiden RI periode 2014-2019 , sama hal nya juga seniman batik cirebon yang memberikan hadiah khusus berupa pesan-pesan Jokowi di ilustrasikan melalui karya batiknya.
Sekilas batik itu seperti tumpahan atau cipratan tinta yang tidak sengaja membentuk bermotif, beberapa di antaranya mem-betuk gugusan pulau, sehingga lebih mirip seperti peta. Namun cantiknya, semua di-kemas secara proporsional, sehingga ter-kesan menjadi sebuah batik yang khas dan elegan.
“Itulah batik abstrak atau kontem-porer,” ujar Gondo, sapaan akrab Suyono Sugondo saat ditemui di stan Manunggal Fair atau Kulonprogo Expo 2014. Tidak hanya indah dilihat, setiap batik yang diciptakan cukup tematik dan me-ngan dung pesan yang jelas.
Beberapa lembar batik juga diciptakan khusus untuk Presiden Jokowi, maka motif yang disajikan sengaja dibuat melalui pengamatan khusus mantan Wali Kota Solo dan mantan Gu-bernur DKI Jakarta itu.
“Saya sengaja membuat motif yang sepesial untuk Jokowi, sedikitnya ada empat motif yang saya buat, pertama motif Sentra Maritim, NKRI, Persatuan Indo-nesia dan Kedaulatan Indonesia,” tandas Gondo.
Diceritakan, keempat motif tersebut didominasi dengan gambar kepulauan. Yang mem-bedakan adalah beberapa motif tambahan dan sentuhan warna. Semisal motif Sentra Maritim, gugusan pulau dipadupadankan dengan laut dan latar belakang kapal layar kecil. Berikutnya motif NKRI memunculkan warna khas khatulistiwa.
“Motif Persatuan Indonesia didominasi salam tiga jari milik Jokowi, sementara motif Kedaulatan NKRI meliputi gugusan pulau dengan garis kotak kotak sebagai idiom teritori,” tandasnya. Menurut Gondo, warna yang digunakan juga dieksplore sesuai dengan batik yang sering dikenakan Jokowi, dan semua itu juga hasil pengamatan sebelum batik untuk Jokowi itu dibuat.
”Warna dominan untuk batik sepesial Jokowi yakni me-rah marun, hijau, cokelat dan biru gelap. Pilihan semua warna itu juga hasil pengamatan yang berkaitan dengan Jokowi selama ini,” ujarnya. Disinggung kenapa batik un-tuk Jokowi, Gondo mengungkapkan, sebagai masyarakat awam yang senang dengan batik, ia melihat Jokowi sebagai sosok yang merakyat, namun pembe-rani.
“Ia bukan dari kasta pen-guasa dan tokoh elite politik di negeri ini, dan saya menilai ia menjadi warna tersendiri dalam sejarah bangsa, khususnya di blantika perpolitikan Indonesia,” ucapnya. Gondo melanjutkan, semua ba tik sepsial untuk Jokowi itu ren cana akan dikirim ke Jokowi pada 10 Oktober lalu, namun be berapa di antaranya telanjur laku dibeli oleh pecinta batik dari Kuala Lumpur.
“Ceritanya ada peminat batik dari Malaysia datang langsung menemui saya dan tertarik de-ngan 12 lembar kain batik bua-tan saya. Ia tertarik dengan mo-tif Persatuan Indonesia yang khas dengan goresan salam tiga jari. Sehingga yang rencananya mau dikirim untuk Jokowi, malah saya jual.
Mungkin besok kalau sudah jadi lagi, akan saya kirimkan sebagai kado untuk Jokowi,” im-buhnya. Dijelaskan Gondo, batik abstrak atau kontemporer sengaja di-buat keluar dari pakem. Semua dibuat dengan hand made, se-hingga satu kain batik hanya dihasilkan satu corak dan satu warna.
Tidak bisa digandakan, karena ide yang keluar saat itu tidak akan bisa dibuat sama oleh perajinnya. “Untuk batik kontemporer ini, tidak ada batik printing atau cap. Dan saya optimistis, batik kontemporer ini bisa menjadi ikon baru di Kulonprogo sebagai sentra sandang nasional berbasis batik,” katanya.
Batik kontemporer membu-tuhkan sentuhan seni, sehingga motif yang dihasilkan tetap indah dilihat. “Butuh eksplorasi, im-profisasi dan motif kreasi baru. Semu itu merupakan ruh atau genre batik kontemporer,” tan-dasnya.
Di Kulonprogo batik kontemporer sudah mulai diproduksi secara bertahap di Sanggar Batik Sekar Batu di Kecamatan Galur. Ada belasan perajin yang menekuni batik kontemporer ini, seperti di Desa Sambungan, Mendiro, dan Gunungrejo di Kecamatan Lendah.
Para perajin berharap, dengan kebebasan beride dan menuang-kan kreativitas, bisa menambah semarak dan menciptakan pelu-ang pasar yang lebih menjanjikan di Kulonprogo.(batik Cirebon)
0 komentar:
Posting Komentar