Dikatakannya, dalam dua pekan terakhir, pihaknya telah menerima order cukup banyak dari konsumen, dengan berbagai ukuran dan motif oriental. Kebanyakan pelanggannya adalah warga-warga etnis Tionghoa yang akan menyambut Tahun Baru Imlek. "Imlek tahun lalu saja penjualan saya bisa mencapai lebih dari Rp 200 juta/hari, dan kemungkinan besar tahun ini bakal meningkat karena saat ini orderan meningkat hingga lebih dari 50% dibandingkan tahun lalu," katanya.
Hal senada diungkapkan Ibnu Riyanto, penjual batik Trusmi di Cirebon. Dikatakannya, dalam beberapa tahun terakhir, batik oriental terus mendapat tempat di hati warga keturunan setiap kali menjelang Imlek. Batik Indonesia dengan dominasi warna merah dan emas tersebut kini telah menjadi salah satu identitas yang tak bisa dipisahkan dalam perayaan Imlek di Cirebon. "Dengan keadaan demikian, kami cukup beruntung karena dengan sendirinya angka penjualan batik oriental terus mengalami peningkatan," katanya.
Soal pasokan, dia menyebutkan, kebanyakan dagangannya dia produksi sendiri bersama team, yg diproduksi jauh hari sebelum perayaan Imlek.
Selain untuk kebutuhan Imlek, batik-batik tersebut juga dijual untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk pakaian kantor, meski penjualannya tidak sebanyak batik-batik dengan motif tradisional Indonesia. Pada saat menjelang Imlek seperti inilah, penjualan batik oriental tersebut meningkat cukup drastis.
0 komentar:
Posting Komentar